DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................3
BAB II PENGERTIAN LIMBAH
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran Berupa Foto
TUGAS
MAKALAH
PEMANFAATAN LIMBAH
DI SUSUN OLEH :
1.
2
3
4
5
SMK TUNAS HARAPAN PATI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Memgenal pemanfaatan limbah tidak sembarang limbah yang dapat dimanfaatan
maupun Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan selanjutnya diolah pada unit
pengolahan limbah untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga sesuai dengan
baku mutu yang ditetapkan. Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebut dapat
dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem
pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan
pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan untuk
menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga Limbah yang
dikeluarkan dari setiap kegiatan akan memiliki karakteristik yang berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi proses, dan
peralatan yang digunakan juga berbeda. Namun akan tetap ada kemiripan
karakteristik diantara limbah yang dihasilkan dari proses untu,menghasilkan :Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau
volume limbah dan kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik,
biologi, kimia dan radioaktif.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang yang telah ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang akan
dibahas pada bab berikutnya :
a.Apa pengaruh limbah ?
b. Bagaimana proses pemanfaatan limbah ?
c. Apa itu limbah ?
03
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG Kulit
buah pisang merupakan bagian dari buah pisang yang umumnya
dibuang sebagai sampah. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya limbah padat
yang dibuang ke lingkungan. Salah satu upaya mengatasinya adalah memanfaatkan
kulit pisang dengan cara fermentasi menghasilkan nata de banana skin.Selama ini
ada beberapa nata yang dikenal masyarakat, seperti nata de coco diperoleh dari air
kelapa, nata de pina diperoleh dari air nenas dan nata debanana skin dari kulit
pisang. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah nata de banana skin, maka
dikembangkan pemanfaatannya untuk keperluan membrane. Membran adalah suatu
lapisan pembatas di antara dua fluida bersifat osmosa balik dan permeabel
terhadap pelarut (cairan murni) dan tidak permeabel terhadap padatan terlarut. Teknologi
membran sebagai bidangteknologi yang berkinerja tinggi, dan sudah berkembang
penggunaannya di berbagai negara maju, sedangkan di Indonesia masih terbatas pada
proses osmosa balik untuk pengolahan air laut atau air payau menjadi air bersih
dan air minum.
Metodologi Penelitian
Bahan dan
peralatan
Bahan: Limbah kulit
pisang yang masih segar, (NH4)2SO4, NaOH Peralatan: blender, penangas, hidrolik
press Pembuatan spesimen membran Kulit pisang yang sudah dicuci bersih, di potong
kecil-kecil kemudian diblender, disaring untuk diambil cairan konsentratnya. Konsentratnya
dipanaskan hingga suhu 100°C selama 15 menit, kemudian ditambahkan gula pasir
10% dan (NH4)2SO4 0,5% diaduk lalu dan atur pH=4. Ke dalam campuran di atas
dimasukkan starter Acetobater xylinum .Dalam hal ini dihasilkan nata de banana skin,nata yang terbentuk dicuci dengan
air lalu Siswarni M.Z. / Jurnal Teknologi Proses 6(1) Januari 2007: 49 – 51 50 direndam
dengan NaOH 2% selama 24 jam, setelah itu dicuci lagi hingga pH netral. Nata de
banana skin yang diperoleh dicetak dalam bentuk lapisan (film) menggunakan hidrolik
press.
Metode
Analisa
Sifat spesimen yang
dihasilkan dapat dipengaruhi oleh jumlah starter dan waktu fermentasi. Untuk
itu dilakukan variabel jumlah starter adalah 50 ml, 100 ml, 150 ml, dan 200 ml
masing-masing dalam volume 250 ml media, sedangkan waktu fermentasi 7 hari, 9
hari, 11hari, dan 13 hari. Hasil dan Pembahasan Spesimen membran yang
diperoleh dilakukan pengujian terhadap
sifat mekanisyaitu: ketahanan sobek, kekuatan tarik, dan permeabilitas. Ketahanan
sobek suatu bahan tergantung kepada serat yang menyusun bahan.
Dari Gambar 1
terlihat ada hubungan pengaruh lama waktu fermentasi dengan jumlah starter,
yaitu nilai ketahanan sobek yang tinggi diperoleh pada pada waktu fermentasi
berlangsung hingga 13 hari. Hal ini berarti bahwa semakin lama waktu fermentasi
maka kandungan selulosayang terbentuk dalam suatu membran selulosa menjadi
lebih banyak dan membran menjadi lebih tebal dan liat. Semakin liat bahan membran
maka semakin besar kekuatan yang diperlukan untuk memutuskan bahan dan membran
semakin mulur yang berarti membran memiliki ketahanan sobek yang lebih tinggi.Pada
Gambar 2 spesimen membran terlibat dengan serat yang lebih banyak, dan
pori-pori lebih rapat dan. spesimen membran bersifat impermeabel
. Sedangkan Gambar 2
menunjukkan
spesimen membran dengan serat
sedikit dan pori
lebih banyak dan jelas yang
berarti membran
bersifat permeabel. Jadi waktu
fermentasi
signifikan terhadap ketahanan sobek membran.
GAMBAR 1: Grafik hubungan jumlah starter dan
waktu fermentasi
terhadap ketahanan sobek
GAMBAR 2: Foto spesimen membran dalam waktu fermentasi
selama 13 hari
Kekuatan Tarik Dari
hasil yang diperoleh terlihat pada bahwa jumlah starter dan waktu
fermentasi juga
berpengaruh terhadap kekuatan tarik. waktu fermentasi terhadap kekuatan tarik Dari
hasil yang diperoleh, semakin lama waktu fermentasi menyebabkan proses pembentukan
serat selulosa berjalan dengan sempurna sehingga serat yang dihasilkan semakin
banyak dan pori yang bersifat permeabel semakin jelas. Faktor ini menyebabkan ketahanan
tarik dan ketahanan sobek membran yang dihasilkan sangat baik. Hal ini berarti bahwa semakin lamawaktu
fermentasi maka kandungan selulosa.
yang terbentuk dalam suatu membran selulosa menjadi lebih banyak dan membran
menjadi lebih tebal dan liat. Semakin liat bahan membran maka semakin besar
kekuatan yang diperlukan untuk memutuskan bahan dan membran semakin mulur yang
berarti membran memiliki ketahanan sobek
yang lebih tinggi. Pada Gambar 2 spesimen membran terlibat dengan serat yang
lebih banyak, dan pori-pori lebih rapat dan. spesimen membran bersifat impermeabel.
menunjukkan spesimen membran dengan serat sedikit dan pori lebih banyak dan
jelas yang berarti membran bersifat permeabel. Jadi waktu fermentasi signifikan
terhadap ketahanan sobek membran.
GAMBAR 1: Grafik hubungan
jumlah starter dan
waktu fermentasi terhadap ketahanan sobek
GAMBAR 2: Foto spesimen membran dalam
waktu
fermentasi selama 13 hari
Kekuatan Tarik
Dari hasil yang diperoleh terlihat pada , bahwa jumlah starter dan
waktu
fermentasi juga berpengaruh terhadap kekuatan
tarik.
Lama Fermentasi (hari)
Ketahanan Sobek (cU)
50 100 150 200 Nilai kekuatan tarik tertinggi adalah pada
waktu fermentasi 13 hari dan jumlah starter 200 ml. Ini berarti
bahwa aktivitas bakteri
sangat berpengaruh terhadap spesimen membran yang dihasil : Grafik
hubungan jumlah starter dan waktu fermentasi terhadap kekuatan tarik Dari
hasil yang diperoleh, semakin lama
waktu fermentasi menyebabkan proses pembentukan serat selulosa berjalan
dengan
sempurna sehingga serat yang dihasilkan semakin banyak dan pori yang
bersifat permeabelsemakin jelas. Faktor ini menyebabkan ketahanan tarik dan
ketahanan sobek membran yang dihasilkan sangat baik.
Permeabilitas
Permeabilitas adalah suatu parameter yang didefinisikan sebagai fluks per
satuan gaya
pendorong lintas membran per unit tebal membran. Metode permeabilitas
digunakan untuk
membran ultrafiltrasi dengan cara kerja yang sederhana khususnya jika
digunakan cairan atau larutan. Dari hasil yang diperoleh pada Gambar 5 menunjukkan
bahwa semakin lama waktu fermentasi maka nilai permeabilitas akan semakin
menurun. Menurut Wardono (1981) semakin lama fermentasi suatu lapisan akan terbentuk
pada permukaan media yang
menyebabkan lapisan nata de banana skin semakin tebal yang
mengakibatkan nilai
permeabilitas akan
menurun.
BAB II
Pembahasan
PENGOLAHAN LIMBAH
·
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu
yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization),segregasi(segregation),
penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk
mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu
dilakukan dan bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila
pengelolaan limbah hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban
kegiatan diI nstalasi Pengolahan Air
Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas,peralatan lebih
banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan
limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantun ada pun limbah di industri
adalah menjalankan secara terintergrasi kegiatan pengurangan, segregasi dan
handling limbah sehingga menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang
lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya. Integrasi dalam pengelolaan
limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai konsep seperti:
a). Penggunaan
sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;
b). Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;
c). Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain;
d). Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan;
e). Mengurangi biaya penaatan hukum;
f). Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);
g). Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;
h). Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
Minimasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat
cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara
pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah.Pengurangan limbah dilakukan
melalui peningkatan atau optimasi efisiensi alat pengolahan, optimasi sarana
dan prasarana pengolahan seperti sistem perpipaan, meniadakan kebocoran,
ceceran, dan terbuangnya bahan serta limbah. Pemanfaatan ditujukan pada bahan
atau air yang telah digunakan dalam proses untuk digunakan kembali dalam proses
yang sama atau proses lainnya. Pemanfaatan perlu dilakukan dengan pertimbangan
yang cermat dan hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan pada proses produksi
atau menimbulkan pencemaran pada lingkungan. Setelah dilakukan pengurangan dan
pemanfaatan limbah, maka limbah yang dihasilkan akan sangat minimal untuk
selanjutnya diolah dalam instalasi pengolahan limbah. Pada kegiatan pra
produksi dapat dilakukan pemilihan bahan baku yang baik, berkualitas dan
tingkat kemunian bahannya tinggi. Saat produksi dilakukan, fungsi alat proses
menjadi penting untuk menghasilkan produk dengan konsumsi air dan energi yang
minimum, selain itu diupayakan mencegah adanya bahan yang tercecer dan keluar
dari sistem produksi.
Dari tiap tahapan proses dimungkinkan dihasilkan limbah. Untuk mempermudah
pemanfaatan dan pengolahan maka limbah yang memiliki karakteristik yang berbeda
dan akan menimbulkan pertambahan tingkat cemaran harus dipisahkan. Sedangkan
limbah yang memiliki kesamaan karekteristik dapat digabungkan dalam satu aliran
limbah. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan pada proses produksi yang sama atau
digunakan untuk proses produksi yang lain. Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
selanjutnya diolah pada unit pengolahan limbah untuk menurunkan tingkat
cemarannya sehingga sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Limbah yang telah
memenuhi baku mutu tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah
adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah setelah sebelumnya
dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah.
Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat
dalam limbah sehingga Limbah yang dikeluarkan dari setiap kegiatan akan
memiliki karakteristik yang berlainan. Hal ini karena bahan baku, teknologi proses, dan
peralatan yang digunakan juga berbeda. Namun akan tetap ada kemiripan
karakteristik diantara limbah yang dihasilkan dari proses untuk menghasilkan
produk yang sama. Karakteristik utama limbah didasarkan pada jumlah atau
volume limbah dan kandungan bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur fisik,
biologi, kimia dan radioaktif. Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk
menentukan proses .
Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan proses yaitu pengolahan
pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), dan
pengolahan akhir (post treatment). Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk
mengkondisikan alitan, beban limbah dan karakter lainnya agar sesuai untuk
masuk ke pengolahan utama. Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk
menurunkan pencemar utama dalam air limbah. Selanjutnya pada pengolahan akhir
dilakukan proses lanjutan untuk,mengolah limbah agar sesuai Terdapat 3 (tiga)
jenis proses yang dapat dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu: proses
secara fisik, biologi dan kimia. Proses fisik dilakukan dengan cara memberikan
perlakuan fisik pada air limbah seperti menyaring, mengendapkan, atau mengatur
suhu proses dengan menggunakan alat screening, grit chamber, settling
tank/settling Proses biologi deilakukan dengan cara memberikan perlakuan atau
proses biologi terhadap air limbah seperti penguraian atau penggabungan
substansi biologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth
filtration, aerobic process dan an-aerobic process. Proses kimia contoh pemanfaatan limbah ;
01
·
PEMANFAATAN
LIMBAH PERTAMBANGAN DAN INDUSTRI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI KIMIA
Dalam setiap kegiatan produksi selain dihasilkan suatu produk yang
mempunyai nilai tambah tinggi, juga dihasilkan limbah baik limbah padat, cair,
maupun gas. Termasuk di dalamnya kegiatan industri pertambangan dan kimia yang
menggunakan bahan baku dari bahan galian tambang. Beberapa jenis industri kimia
yang menghasilkan limbah padat antara lain industri pembuatan antena yang
menggunakan bahan baku aluminium menghasilkan limbah berupa sludge mengandung
aluminium, industri elektronika yang menggunakan bahan baku lempengan logam tembaga
menghasilkan limbah cair yang mengandung tembaga klorida, dan industri
permesinan yang menangani material-material terbuat dari besi menghasilkan
limbah padat berupa skrap besi. Jumlah limbah yang dihasilkan tersebut cukup
besar sesuai dengan banyaknya pabrik yang melakukan aktifitas kegiatan
produksi. Sebagai contoh pabrik antena yang ada di daerah Gedebage menghasilkan
sludge sebanyak 10 ton per bulan. Pabrik elektronika didaerah Cicalengka
menghasilkan limbah yang mengandung tembaga mencapai 40 ton / bulan.
Sementara limbah skrap besi jumlahnya cukup besar dan tersebar diberbagai
lokasi. Apabila limbah-limbah tersebut di atas tidak dikelola dan diolah dengan
baik akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan metode
pengolahan limbah yang tepat, selain terjadinya pencemaran lingkungan dapat
dicegah, juga dapat diperoleh nilai tambah yang tinggi, karena limbah-limbah
tersebut di dalamnya masih terkandung komponen-komponen berharga seperti Al,
Cu, dan Fe yang masih memiliki nilai ekonomi.
Dalam upaya pemanfaatan limbah yang masih mempunyai nilai eknonomi dan
sekaligus membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan, maka telah
dilakukan serangkaian kegiatan penelitian pengolahan limbah yang mengandung Al
untuk dijadikan tawas, limbah yang mengandung tembaga untuk diambil tembaganya,
dan limbah skrap besi untuk dijadikan ferosulfat. Tawas dan fero sulfat
merupakan bahan koagulan yang banyak dipakai untuk pengolahan air limbah dan
air minum, sedangkan logam tembaga banyak digunakan dalam industri listrik dan
elektronika, industri kimia dll.
Penelitian ini dilakukan baik pada skala laboratorium maupun skala pilot.
Pada skala laboratorium, peralatan yang digunakan untuk keperluan percobaan
berupa alat-alat gelas seperti beaker yang dilengkapi pengaduk
dan pemanas. Sedangkan pada skala pilot digunakan peralatan berupa reaktor
terbuat dari stainless steel yang dilapisi timbal (untuk limbah sludge aluminium)
dan reaktor terbuat dari bahan fiber yang dilengkapi pipa sirkulasi untuk
limbah cair tembaga klorida dan skrap besi. Untuk memisahkan padatan dan cairan
dari hasil proses tersebut digunakan bak pengendap dan filter press.
Hasil penelitian pemanfaatan tiga jenis limbah (skrap besi, sludge Al,
dan cairan CuCl2) tersebut di atas adalah sebagai berikut : skrap besi (kadar
Fe =84,2%) dijadikan ferosulfat dengan kondisi percobaan terbaik pada
konsentrasi asam sulfat 25%, lama reaksi 24 jam, persen
solid 11,72 %, yang menghasilkan persen ekstraksi Fe sebesar 75,05
% dan menghasilkan produk ferosulfat (Fe2SO4) sebanyak 3,14 kg untuk setiap kg
skrap besi, limbah sludge aluminium (kadar Al2O3 12,48 % dan air
70%) dapat dijadikan tawas dengan kondisi percobaan terbaik diperoleh pada
konsentrasi asam sulfat 19,25 %, lama reaksi 3 jam, persen
solid 21,13 %, yang menghasilkan persen ekstraksi Al2O3 sebesar 70,79 %
dan menghasilkan produk tawas (Al2SO4) cair sebanyak 0,9 kg untuk setiap kg
limbah. Sedangkan limbah cair yang mengandung tembaga (kadar Cu 88,928 gr/L)
dapat diolah menjadi logam tembaga pada kondisi percobaan terbaik sebagai
berikut: jumlah skrap besi yang dibutuhkan 144 kg untuk 1400 kg limbah, lama
reaksi 7 jam, suhu sesuai hasil reaksi (eksoterm). Endapan tembaga yang
dihasilkan dari proses presipitasi sebanyak 120 kg dan setelah dilebur
diperoleh produk logam tembaga sebanyak 99 kg dengan kadar Cu 97,70 %.
Total dari logam tembaga yang dihasilkan sebesar 0,07 kg/kg larutan tembaga
klorida atau persen perolehan total sebesar 90,64%.
Limbah industri yang diteliti mengandung logam
tembaga, tawas dan ferosulfat. Kandungan logam dari limbah tersebut dapat
diperoleh dalam kondisi optimum baik pada skala laboratorium maupun pilot
plant.
02
Pemanfaata Limbah
Gula sebagai Pupuk Organik
Kebetulan lokasi kami berdekatan dengan pabrik gula dari bahan tebu yang
mempunyai limbah organik berupa blotong (filter cake), dan abu boiler di
Desa Kebon Agung Pakis Aji, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Blotong (filter
cake) merupakan limbah padat hasil dari proses produksi pembuatan gula,
dimana dalam suatu proses produksi gula akan dihasilkan blotong dalam jumlah
yang sangat besar. Sebagai contoh, pada tahun 2003 dalam satu proses produksi
gula di P.G. Kebon Agung mampu menghasilkan limbah blotong sebanyak
21.000 ton sedang di P.G PTPN X mampu menghasilkan limbah blotong sebanyak
110.000 ton.
Sementara
ini pemanfatan blotong, sebagai pupuk organik masih belum maksimal dan
penggunanya pun terbatas. Hal ini disebabkan karena :
1. Pengolahan
limbah blotong menjadi pupuk organik masih bisa dikatakan hanya
asal-asalan, masih belum ditangani dengan menggunakan satu proses yang baik dan
benar sehingga pupuk organik yang dihasilkan, masih belum sempurna.
2. Minimnya
pengetahuan petani akan manfaat penggunaan pupuk organik dari bahan blotong.
Vinasse merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan Ethanol.
Dalam proses pembuatan 1 liter Ethanol akan dihasilkan limbah ( vinasse )
sebanyak 13 liter (1 : 13). Dari angka perbandingan di atas maka semakin banyak
Ethanol yang diproduksi akan semakin banyak pula limbah yang dihasilkannya.
Jika limbah ini tidak tertangani dengan baik maka di kemudian hari, limbah ini
akan menjadi masalah yang berdampak tidak baik bagi lingkungan.
Salah satu cara pemanfaatan limbah ini yaitu dengan merubah vinasse menjadi
pupuk organik cair dengan menggunakan metode tertentu. Hal ini mungkin
dilakukan karena kandungan unsur kimia dalam vinasse sebagian
besar merupakan unsur organik yang berguna dan dibutuhkan bagi pertumbuhan
tanaman.
Di Indonesia penggunaan pupuk
organik sangat minim dilakukan oleh petani. Hal ini dikarenakan sedikitnya
produsen pupuk organik, dan minimnya pengetahuan petani tentang manfaat
pengguanan pupuk organik.
Dengan adanya hal tersebut di
atas maka akan tepat jika limbah yang sedemikian besar tadi dimanfaatkan
menjadi pupuk organik.
Limbah filter cake, abu boiler, dan vinasse merupakan
bahan organik. Untuk bisa menjadi pupuk organik yang siap diaplikasikan maka
diperlukan suatu proses dekomposisi bahan oleh bantuan mikoorganisme. Proses
daur ulang limbah menjadi pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan
mikroorganisme secara manual. Sekitar 20-23 hari, proses thermopolik bisa
tercapai, maka jadilah humus yang kandungan unsurnya cukup bagus dan berguna
untuk memperbaiki struktur tanah.
Peluang Pasar
Seiring dengan kebijakan
pemerintah tentang pertanian organik dan gerakan moral yang menyerukan
kembalinya pemakaian bahan-bahan organik seperti untuk pupuk, pestisida dan
lain-lain. Sebagai bahan dasar dalam usaha pertanian, maka kebutuhan bahan
organik terutama pupuk organik menjadi semakin besar. Hal ini sangatlah
beralasan karena pemakaian bahan organik pada usaha pertanian lebih
menguntungkan bila ditinjau dari nilai ekonomis, keamanan, lingkungan dan
kesehatan.
Akan tetapi kebutuhan pupuk
organik yang terus meningkat dari tahun ke tahun tersebut tidak diimbangi
dengan suplay pupuk organik yang mencukupi. Hal ini dikarenakan sedikitnya
produsen atau pengolah pupuk organik yang ada di tanah air. Disamping itu
bisnis pupuk organik ini dinilai kurang menguntungkan oleh produsen pupuk jika
dibanding dengan pupuk kimia.Hal tersebut sebenarnya bukan dikarenakan tidak
adanya kebutuhan pupuk organik di tingkat konsumen (petani) tetapi lebih
mengacu kepada ketidak-tahuan petani akan manfaat dari penggunaan pupuk organik
tersebut dan keengganan pihak yang terkait untuk memberikan penyuluhan tentang
hal tersebut. organik akan menjadi suatu bisnis yang sangat
menguntungkan apabila kesadaran petani akan manfaat penggunaan pupuk organik
baik jangka pendek maupun jangka panjang semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
sebagian besar penduduk Indonesia pada umumnya bermata pencaharian di sektor
pertanian.
Kita bisa mengetahui besarnya
potensi pasar pupuk organik ini yaitu dengan mengasumsikan kebutuhan pupuk
organik per ha x luas areal x musim tanam setiap tahunnya. Untuk lebih
jelasnya, kita ambil contoh kebutuhan pupuk organik di Kabupaten Malang, yaitu
sawah 819.044,20 ton/th, tegal 901.912 ton/th, perkebunan 305.640 ton/th. Maka
jumlah kebutuhan pupuk organik di Kabupaten Malang keseluruhan 2.020.596
ton/th.Dari uraian table diatas dapat diketahui besarnya potensi pasar pupuk
organik di kabupaten Malang dan apabila pasar ini dapat dikelola dengan suatu
sistem yang baik, maka peluang bisnis pupuk organik ini masih terbuka sangat lebar.
PENUTUP
Demikan tugas ipa yang diberikan oleh Bapak guru, semoga makalah saya buat
bermanfaat.
KESIMPULAN
:
Minimasi limbah
merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang
dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan
pengolahan limbah. Pengurangan limbah dilakukan melalui peningkatan atau
optimasi efisiensi alat pengolahan, optimasi sarana dan prasarana pengolahan
seperti sistem perpipaan, meniadakan kebocoran, ceceran, dan terbuangnya bahan
serta limbah. Pemanfaatan ditujukan pada bahan atau air yang telah digunakan
dalam proses untuk digunakan kembali dalam proses yang sama atau proses
lainnya. Pemanfaatan perlu dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan
hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan pada proses produksi yang ada.
SARAN : Pemanfaatan limbah merupakan upaya mengurangi limbah oleh karena
itu utuk pemuda pemudi indonesia hendaknya menciptakan alternatif dalam upaya
pemanfaatan limbah.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi agung
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang
selalu berpegang teguh pada syari’atnya. Dan yang selalu diharapkan syafaatnya
di yaumil kiamah nanti. Penulis
sadari betul bahwa makalah yang penulis tulis ini bukanlah perkara yang mudah
terlebih instant. malalah ini adalah buah dari suatu proses dan kerja keras
yang panjang, menyita segenap tenaga dan Atas segala jasa dan jerih payah serta bantuan
beliau diatas, penulis merasa sangat berhutang budi yang tidak mampu
membalasnya. Kecuali berharap dan berdo’a semoga amal ibadah mereka mendapat
balasan dari Allah SWT, amin....................
DAFTAR PUSTAKA
Http : //www.manfaatan
limbah.info.blogsport.com
Http : //www.contoh makalah pemanfaatan limbah.com